Pages

Rabu, 13 Januari 2010

Kota Kuno Teradisi Nuklir

Masih ada hubungannya dengan artikel yang berjudul “Perang Nuklir Zaman Prasejarah” .Sebagai pengantar-nya silakan baca lagi artikel tersebut click disini Terdapat sebuah tempat di Distrik Rajasthan (India, wilayah yang berbatasan dengan Pakistan), 10 mil sebelah barat ibukota Jodhpur, yang permukaan tanahnya mengandung radioaktif seluas 3 mil persegi. Pancaran radioaktif itu demikian kuat sehingga area tersebut dinyatakan berbahaya. Pada awalnya, di area tersebut tengah dibangun perumahan ketika kemudian berbagai kasus kecelakaan muncul, meliputi kelahiran bayi cacat sampai yang terkena kanker pada orang-orang yang bekerja atau berada di sana. Para ahli (terdiri dari lima orang, dipimpin oleh Lee Hundlay sebagai foreman projek) lalu diturunkan ke area tersebut untuk melakukan penelitian hingga menemukan bahwa ternyata terdapat pancaran radioktif yang sangat tinggi.

Lebih lanjut, para ahli juga menemukan situs kota kuno di lokasi tersebut dan bukti-bukti telah terjadi ledakan atom yang terjadi antara 8.000 – 12.000 tahun yang lalu, menghancurkan gedung-gedung dan menewaskan kira-kira setengah juta penduduknya. Salah seorang ahli membandingkan ledakan atom di sana dengan peristiwa yang serupa di Jepang (Hiroshima dan Nagasaki) pada akhir perang dunia ke-2. Kisari Mohan Ganguli, seorang ahli sejarah India mengungkapkan bahwa sebenarnya detil kejadian dan akibat ledakan (pada makhluk hidup dan bangunan) sewaktu peledakan bom atom di Jepang itu mirip dengan yang digambarkan pada salah satu cerita kuno India, yaitu pada bab Drona Pavra dari Kitab Mahabharata. Seolah-olah masyarakat India kuno dahulu sudah tak asing dengan perihal bom atom atau nuklir.

Francis Taylor, seorang arkeolog dari tim peneliti mengemukakan bahwa terdapat beberapa coretan-coretan tulisan pada beberapa reruntuhan bangunan kuno (kuil) di sana yang setelah dicoba untuk diterjemahkan, seperti berisi doa dari penduduknya agar selamat dari suatu cahaya sangat besar yang datang melingkupi kotanya. Adanya radiasi pada bekas kota kuno di India ini menambah bukti tentang pernah terjadinya bencana ledakan atom ribuan tahun yang lalu, sebelum generasi manusia sekarang berhasil menemukan atom. Proses pembangunan perumahannya kemudian dihentikan seusai para ahli yang tergabung dalam tim peneliti menyampaikan hasil penelitiannya, dan pemerintah India sendiri kini telah menutup area tersebut.

Peta Kuno Yang Sangat Akurat


Istana Taifurkhafi di Istanbul,Turki, tersimpan selembar peta kuno yang sangat unik. Peta kuno yang terbuat dari bahan kulit rusa (Gazelle skin) ini ditemukan pada awal abad ke-18 , sekilas jika dilihat mungkin hanyalah merupakan selembar replika peta daratan dimasa masa lalu.Dalam peta tersebut, hanya kawasan Laut Tengah yang tergambar secara persis,sedangkan kawasan lainnya, seperti benua Amerika dan benua Afrika tergambar sangat berbeda.Kemudian, di saat para ilmuwan menelitinya dengan lebih lanjut, hasil yang diperoleh sangat mengejutkan, karena ternyata peta kuno ini sebenarnya adalah gambar pandangan udara dari atas angkasa yang sangat detail dan terperinci. Jika disandingkan dengan gambar yang diambil dari pesawat Apollo 8, maka peta kuno Turki ini bagaikan fotokopinya.Gambar perubahan garis besar pada benua Amerika dan Afrika di peta kuno tsb,sesuai dengan gambar yang diambil melalui pesawat Apollo 8.Dan yang lebih menakjubkan lagi adalah, bahwa peta kuno itu melukiskan bentuk rumit permukaan bumi kutub selatan yang tertutup lapisan es tebal, tidak ada perbedaan sedikit pun dengan hasil gambar pemetaan menggunakan fatometer yangdilakukan oleh tim eksplorasi kutub selatan pada tahun 1952 yang mengadakan penyelidikan keadaan bumi di bawah lapisan es.Lalu siapakah pada masa purbakala yang sudah menguasai teknologi tinggi pemotretan melalui angkasa luar?

Dari penemuan peta kuno ini menjadi suatu bukti akan kemajuan pengetahuan ilmu astronomi peradaban masa silam yang sampai detik inipun belum bisa dikuasai oleh manusia-manusia zaman sekarang yang notabene mungkin mempunyai peralatan yanglebih canggih dari mereka.Studi lebih lanjut mengatakan mungkin mereka telah dapat menciptakan suatu terobosan teknologi yang luar biasa pada masa itu,seperti telah melakukan penjelajahan luar angkasa dan pendaratan diplanet lain.Apalagi hal tersebut didukung oleh beberapa penemuan artifak2 kuno yang menggambarkan beberapa gambaran imajinasi astronot2 pada masa silam. Lalu,mungkinkah nenek moyang kita sudah ada yang bermigrasi dan menetap diplanet-planet lain yang memiliki karakteristik mirip dengan bumi yang pada saat mungkin belum dapat ditemukan keberadaannya oleh para astronom kita?Jikalau benar demikian,apakah ada benarnya juga kisah mengenai bangsa Lemuria yang dikisahkan sebagain penduduknya banyak yang bermigrasi keluar dari Bumi untuk mencari tempat tinggal baru diplanet lain ketika diambang kekalahannya dengan bangsa Atlantis pada dahulu kala?wallahualam bi sahawab.

Minggu, 10 Januari 2010

Raja dino saururus

Menurut ahli2 paleontologi,para Dinosaurus itu telah punah 65 juta tahun silam,dan penyebab kepunahannya sampai sekarang juga belum bisa dipastikan,ada beberapa teori mencoba untuk menguak misteri penyebab kepunahan mereka ,diantaranya Teori benturan planet kecil,letusan gunung berapi dalam sekala besar,bahkan ada pula teori yang menyebutkan mereka punah karena kegagalan pengembangbiakan. Tapi pada artikel singkatku kali ini,aku sengaja tidak membahas dulu mengenai beberapa teori yang aku sebutkan diatas ,tapi ada beberapa hal yg mau aku sampaikan kepada teman2 mengenai beberapa info terbaru dari hasil perkembangan penggalian dan penelitian terhadap fosil-fosil binatang rakasasa masa silam ini. Diantaranya yang cukup menarik perhatian saya adalah penemuan fosil dari species dinosaurus pemakan daging yang statusnya kini menjadi Dinosaurus terbesar yang masuk dalam kategori “The Biggest Carnivor”. Yup,Predator mematikan yang diberi nama Spinosaurus ini berukuran lebih besar dari Giganotosaurus maupun Tyranosaurus Rex ,selain statusnya sebagai the Biggest Carnivor,saat ini ia juga “menjabat” sebagai King-nya Dinosaurus Predator,menggusur singgasana Giganotosaurus yang telah berkuasa selama beberapa dasawarsa terakhir. Hal itu setelah diumumkan oleh “Cristiano Dal Sasso of the Civil Natural History Museum in Milan”,yang menyatakan bahwa Giganotosaurus telah “ditendang” dari singgasana teratas jajaran Dinosaur Karnivora setelah penemuan fosil terbesar dari Spinosaurus. Ok deh,untuk perbandingannya yuk kita liat bareng-bareng ilustrasi yang aku tampilkan dibawah ini:Yang jelas , dengan bentuk rahang panjang mirip buaya, Spinosaurus tidak bisa mengunyah, jadi lebih mirip buaya dimana rahang yg kuat buat menghancurkan tulang2 mangsanya untuk kemudian ditelan bulat-bulat. Tangannya yg lebih besar dan lebih operasional ketimbang T-Rex memungkinkan dia mencengkeram mangsanya untuk memutuskan sendi2 di bagian tubuh mangsa utk mempermudah ditelan. Kalau buaya karena kaki depannya pendek biasanya memutuskan sendi / kaki mangsanya dengan ‘puntiran maut’ yaitu melakukan putaran badan melintir didalam air. Spinosaurus, seperti halnya juga T-Rex tidak mungkin berlari lincah selincah Velocyraptor tapi lebih mirip gerakan lari gajah dimana satu kaki selalu menjejak tanah. Beda dengan Raptor yg kemungkinan bisa berlari mirip burung Unta dimana pada satu ketika kedua kaki bisa terangkat dan tidak menjejak tanah. Dengan ukuran tubuh sebesar itu, sulit bagi Spinosaurus utk berburu sendiri mengejar mangsa,kemungkinan species ini berburu berkelompok. Kalaupun berburu sendiri kemungkinan besar Spinosaurus adalah pemakan bangkai atau berburu mirip hyena dgn mengikuti gerakan pemburu2 yg lebih kecil utk kemudian merebut buruan dgn mengandalkan ukuran tubuhnya. Sirip tegak tulang belakangnya juga menimbulkan pertanyaan akan kemungkinan Spinosaurus adalah hewan yg sering menghabiskan waktunya di air. Bergerak di air amat menguntungkan karena mengurangi bobot tubuhnya, selain itu dengan berdiam di air, Spinosaurus bisa berburu sendiri dgn cara berburu ala buaya yaitu dgn diam menanti herbivora turun minum di sungai untuk kemudian menyergapnya. Hal ini membuat hewan besar ini tidak perlu mengejar mangsanya.